Di Jabal Magnet, Sekda Kota Bekasi Naik Unta

  • Share

PERJALANAN city tour berikutnya adalah Jabal Magnet, percetakan Alquran, dan kebun kurma di Madinah, Selasa (2/7/2024). Rombongan berkumpul pukul 06.00 pagi dengan tiga bis mengunjungi Jabal Magnet lebih dulu.

Seperti dilaporkan wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin dari Madinah, Rabu (3/7/2024), perjalanan ke Jabal Magnet hanya butuh waktu setengah jam dengan jarak tempuh 60km. Lewat jalan tol yang mulus dan melewati Istana Raja Arab Saudi di perbukitan, rombongan tiba sekitar pukul 07.00 pagi.

Sesuai namanya, Jabal Magnet memiliki kandungan magnet yang sangat tinggi. Akibatnya, mobil-mobil bisa bergerak sendiri, termasuk jarum kompas tidak dapat berfungsi akibat medan magnet yang sangat kuat.

Seperti dikutip dari tempo.co, Jabal Magnet atau bukit magnet bernama asli Manthiqa Baidha atau perkampungan putih. Lembah ini juga disebut Lembah Jin. Keistimewaan Jabal Magnet terletak pada kemampuannya mendorong kendaraan dengan kecepatan mulai 20km/jam sampai 140 km/ jam ketika persneling dalam posisi netral.

 

Jabal Magnet berada di bukit tandus. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit bebatuan. Sekitar 10km menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar.

Jabal Magnet pertama kali ditemukan orang suku Baduy. Penemuan ini berawal dari kebetulan seorang anggota suku Arab Badui yang menghentikan mobilnya karena keinginan untuk buang air kecil.

 

Karena terburu-buru ia mematikan mesin mobil, namun lupa memasang rem tangan. Setelah ia selesai, dengan rasa kaget, Arab Badui tersebut melihat mobilnya jalan sendiri dan semakin melaju dengan cepat. Akhirnya, mobil itu berhenti setelah terperosok ke dalam tumpukan pasir di daerah tersebut.

Keanehan di Jabal Magnet disebabkan lokasinya berdiri di atas Arabian Shield tua yang berumur 700 juta tahun. Kawasan itu berupa endapan lava “alkali basaltik” (theolitic basalt) seluas 180.000 kilometer persegi. Lava tersebut kemudian muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilometer melalui zona rekahan sepanjang 600 kilometer yang dikenal sebagai “Makkah-Madinah-Nufud volcanic line”.

Rombongan yang tiba di Jabal Magnet langsung diserbu penjual asesoris, baju wanita, dan pedagang es krim. Yang tak kalah serunya adalah tukang unta yang menyewakan unta-untanya.

 

Pertama naik unta adalah Ustad Zaidun bersama istrinya, Bu Ida. Dengan membayar 10 Riyal (1 Riyal = Rp4.500) per orang, keduanya menunggangi unta tersebut. Sayangnya, jaraknya cukup dekat, hanya berkisar 100 meter.

Sedangkan penunggang kedua adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Junaedi. Begitu ditunggangi, bak secepat itu juga larinya unta yang nyaris bikin Sekda terjatuh.

“Lumayan, yang penting sudah pernah numpak unta,” ujar Junaedi.

Rombongan yang lain pun menunggangi unta juga. Sebagian ada yang belanja asesoris seperti tasbih. “Untuk oleh-oleh buat tetangga nanti,” ujar Pak Ehon yang membeli tiga ikat tasbih seharga Rp100 ribu, bisa menggunakan rupiah.

 

 

Yang lain ada juga yang membeli is krim seharga 5 Riyal. Sebagian kaum ibu ada juga yang masih belanja pakaian. Pokoknya di Jabal Magnet sudah dipenuhi dengan penjaja dagangan apa saja. Bahkan penjual baso juga ada.

Saat hendak pulang, sopir bus bernama Pepeng, orang Jawa Timur, mencoba melepas persneling bus di Jabal Magnet. Dimulai kecepatan 20km/jam sampai 120km/jam.

“Ini bisa mencapai 140km/jam,” jelas Pepeng. (Bersambung)

Total Views: 188 ,
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *