JUMAT (28/6/2024) pagi pukul 03.00 seluruh rombongan sudah memasuki Masjid Nabawi di Madinah untuk melaksanakan shalat sunnah tahajjud. Ini pertamakali rombongan menunaikan shalat tahajjud yang kemudian shalat subuh bersama di Madinah setelah tiba pada pukul 19.00 kemarin malam.
Perjalanan Makkah ke Madinah memakan waktu enam jam setengah. Rombongan meninggalkan Makkah pada pukul 12.30 dan tiba di Madinah pukul 19.00 setelah di perjalanan sempat berhenti sekitar setengah jam untuk shalat dan makan.
Wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin di Madinah melaporkan bahwa lokasi penginapan/hotel tempat jamaah tiba berkisar 500 meter dari Masjid Nabawi. Bahkan berbatasan langsung dengan pagar masjid.
“Alhamdulillah deket kok tempat kita nginap dengan Masjid Nabawi, tuh kelihatan dari sini,” ujar Yusuf Hisyam, jamaah termuda dari Kota Bekasi, berusia 18 tahun, yang mengambil posisi tidurnya langsung berhadapan dengan pemandangan Masjid Nabawi.
Hanya saja, karena gedungnya tidak sebesar di Makkah, di Madinah hanya rata-rata 15 lantai. Karenanya, setiap hendak bepergian para jamaah harus mengatur waktu. Seperti saat tiba di hotel kemarin, untuk masuk kamar jamaah harus bersabar sampai setengah jam karena lift hanya ada empat dan kapasitas maksimal untuk 10 orang.
Bahkan saat tiba dan kembali dari Masjid Nabawi pun harus ngantri untuk bisa ke kamar. “Antri donk biar rapih, kita kan sama-sama mau naik. Tunjukkan kita orang Indonesia,” celetuk salah seorang yang melihat banyak jamaah main serobot masuk lift.
Kemudian, jamaah juga diimbau agar memprioritaskan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya seperti ke Masjid Kuba, Jabal Uhud, dan sebagainya. Karena jadwalnya sesuai tasreh yang telah diberikan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, sehingga tidak bisa diulang. Kalau sudah terlewat, jamaah tidak punya kesempatan lagi. Petugas telah mengurus tasreh yang akan digunakan jemaah sebagai tiket masuk Raudhah.
Kemudian, panitia juga mengeluarkan tata tertib untuk memasuli Raudhah yaitu wajib memakai baju seragam batik, id card, gelang dan tas haji Indonesia. Kemudian, wajib hadir satu jam sebelum jadwal yang telah ditentukan dan diimbau untuk makan dan minum terlebih dahulu.
“Jamaah berbaris dengan rapi sesuai dengan kloter masing-masing, tidak berdasarkan KBIH. Selama di area antrian Raudah, Jamaah haji Indonesia wajib mengikuti arahan PPIH Arab Saudi. Satu tasreh jamaah hanya berlaku satu kali sehingga wajib hadir sesuai jadwal kloter masing-masing. Apabila tidak datang sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Tim Pembimbing Ibadah Daker Madinah, maka dianggap hangus dan tidak bisa dijadwalkan kembali,” papar Ustad Zaidun dari KBIHU Maulana Azhari.
Para jamaah, Ka Kloter, KBIHU agar mematuhi aturan di Masjid Nabawi seperti tidak merokok di area masjid, tidak memasang banner untuk foto bersama dan sebagainya, tidak membuat kegaduhan, tidak membawa megaphone, tidak membawa alat fotografi di luar HP, dan menjaga kebersihan Masjid Nabawi saat antri Raudhoh. (Bersambung)