KBIHU Maulana Azhari Adakan Ta’lim Pemantapan Armudzna, Jamaah Dilarang Bawa Kursi Roda

  • Share

DALAM rangka pemantapan menuju Arafah, Mudzdalifah, dan Mina (Armudzna), KBIHU Maulana Azhari dari Kayuringin Kota Bekasi mengadakan taqlim di lantai PR Hotel Al Kiswah Makkah, Senin (10/6/2024) atau 4 Dzulhijjah 1445 pukul 06.30-08.00. Kali ini mengambil topik Ta’lim Pemantapan Armudzna yang dipimpin langsung Ustad Zaidun.

“Ada perubahan untuk keberangkatan kita dari yang seharusnya habis Jumat, ternyata kita berangkat menuju Arafah pada Jumat pukul 07.00 pagi,” ujar Ustad Zaidun seperti dilaporkan wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah, Selasa (11/6/2024).

 

Dikatakan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan memberangkatkan calon jamaah haji ke Arafah untuk memulai rangkaian puncak haji pada 14 Juni 2024/8 Zulhijjah 1445 H, dimulai pukul 07.00 WAS. Sebelum berangkat ke Arafah setiap jamaah harus memastikan dirinya sudah berihram dan niat haji di hotel masing-masing.

“Pelaksanaan niat ihram haji setelah jemaah bersuci, disunahkan membersihkan badan dengan mandi dan berwudhu, memotong kuku, memakai wangi-wangian. Lalu berpakaian ihram, dilanjutkan dengan melaksanakan salat sunat ihram dan berniat haji,” kata Ustad Zaidun.

 

Khusus bagi jemaah haji lansia, yang lemah atau sakit maka dianjurkan untuk melakukan niat ihram haji disertai Isytirat (ihram bersyarat) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan terlaksananya ibadah haji. Setelah mengucapkan niat ihram haji, jamaah dianjurkan berdzikir, dengan membaca talbiyah selama perjalanan dari Makkah ke Arafah, serta bershalawat.

“Mereka yang lansia dan ada gangguan kesehatan wajib didampingi istri/suaminya atau muhrimnya. Jadi kita tidak boleh bawa kursi roda. Jadi, mulai 5 Dzulhijjah atau 11 Juni 2024, bus shalawat sementara akan berhenti beroperasi. Karenanya, mulai tanggal 5 sampai 8 Zulhijah atau saat jamaah mulai diberangkatkan ke Arafah, seluruh aktivitas ibadah jamaah dilakukan di hotel. Kita dapat beristirahat penuh dan mempersiapkan diri menjalani rangkaian puncak haji,” papar Zaidun.

Bagi jamaah yang mengikuti program murur yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah, tidak perlu khawatir bagaimana memperoleh batu kerikil untuk lontar jumrah. Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Jumlah tersebut cukup untuk keperluan lontar Jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani.

 

Sementara itu, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan, pemberian kerikil akan dilakukan bersamaan dengan pemberian snack (makanan) berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.

“Jadi nanti, di saat jamaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah. Snacknya dikonsumsi oleh jemaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa sambil konsumsi snack berat. Sementara, untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” jelas Subhan. (Bersambung)

 

Total Views: 228 ,
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *