SESUAI dengan agenda acara city tour rombongan jamaah haji KBIHU Maulana Azhari dari Kayuringin Kota Bekasi, Sabtu (22/6/2024), maka para jamaah sudah berkumpul di pelataran Hotel Al Kiswah Makkah pada pukul 06.00 pagi.
Ya, rombongan hendak melakukan ziarah /tadabbur alam ke kota Thoif, Masjid Abdullah bin Abbas, Kereta Gantung, Thoam Kebuli, Pembuatan Parfum dan Miqat di Qornuk Manazil.
Seperti dilaporkan wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah, Minggu (23/6/2024), city tour ini akan berlangsung sehari penuh. Apalagi jarak dari Makkah ke Thoif sejauh 67km dengan waktu tempuh 1 jam 45 menit.
Thaif merupakan salah satu kota yang memiliki hawa sejuk, karena berada di lembah pegunungan Asir dan penunungan Al Hada. Kota ini terkenal dengan perkebunan delima, kurma, sayuran lainnya, termasuk juga banyak tumbuh pohon Zaqqum, pohon berduri.
Hawa sejuk, layaknya seperti udara di Puncak Pas, Bogor, Jawa Barat ini, mulai terasa begitu memasuki wilayah Thoif. “Hawanya sejuk walaupun panas hari. Tadi saya lihat suhunya cuma 32 derajat,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bekasi Junaedi saat tiba di Kebun Bunga Pembuatan Parfum di Thoif.
Sekda bersama Kabag Kessos Pemkot Bekasi masuk dalam rombongan KBIHU Maulana Azhari sebagai petugas haji daerah (PIH) bersama enam orang lainnya.
Jalan menuju Thoif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada berkelok-kelok, panjang dan menanjak mengelilingi pinggiran pegunungan hingga puncaknya. Puncak pegunungan yang berbeda dengan Puncak, Bogor atau tempat lainnya di Indonesia. Pegunungan di sini relatif tidak ada pepohonan, tandus, berbatu dan berpasir.
Ketika memasuki kota Al Hada sebelum Thoif, sepanjang jalan baru ditemukan sejumlah pepohonan dan perkebunan kurma dan sejumlah tempat wisata bagi penduduk Arab Saudi. Tampak kiri kanan jalan sejumlah arena bermain anak-anak dan hotel tempat menginap.
Terbanyak dilihat adalah pohon Zaqqum di kiri kanan jalan. Di tanah air atau negara lainnya memang tidak ada pohon ini. Sebab di dalam Al Quran Surah Al Waqi’ah ayat 52-56 tentang keberadaan Pohon Zaqqum disebutkan bahwa para penghuni neraka kelak akan diberikan makanan dari pohon Zaqqum yang yang luar biasa pahitnya.
Diambil dari berbagai literatur yang ada, Thoif dalam sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW memang sangat pahit. Terhitung tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thoif untuk melakukan dakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi.
Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah ini yang disegani kaum musyrik Qurais, membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW. Karena itu, jika warga kota Thoif mau menerima Islam, kota ini akan dijadikan tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah.
Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Rasulullah mencoba pergi ke Thoif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thoif selama 10 hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thoif menolaknya dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar.
Di Masjid Abdullah bin Abbas, seluruh jamaah melakukan shalat dhuha, bagi perempuan di masjid perempuan dan pria di masjid pria. Kemudian para jamaah menuju tempat pembuatan parfum, masih di Thoif.
“Harga parfum hanya dengan harga Anies Baswedan,” ujar salah seorang penjual parfum dengan bahasa Indonesia terbata-bata. Maksudnya, boleh dipakai rupiah dan boleh juga dengan Riyal.
Namun, karena sudah keletihan dalam perjalanan, rombongan batal menuju kereta gantung. “Langsung saja kita menuju tempat miqad,” celetuk seseorang dari dalam bus yang membawa rombongan.
Akhirnya, seluruh jamaah menuju masjid Qornul Manazil untuk mengambil miqad. Karena malamnya hendak melaksanakan kesempurnaan tawaf di Masjidil Haram setelah sebelumnya makan nasi kebuli bersama. (Bersambung)