ENAM Rukun Haji sudah dilaksanakan hingga Rabu (19/6/2024). Rukun haji tersebut adalah Ihram (niat), Wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, Sa’i, Cukur (Tahallul), dan Tertib. Yang belum adalah nanti sehari sebelum berangkat ke Madinah yaitu pelaksanaan Haji Wada?
Haji Wada termasuk salah satu peristiwa bersejarah dalam Islam. Kata wada sendiri berasal dari bahasa Arab yang maknanya adalah perpisahan. Banyak yang menyebut Haji Wada adalah ibadah pertama dan terakhir Nabi Muhammad SAW sebelum wafat.
“Mungkin nanti tanggal 26 Juni kita melakukan haji wada yaitu perpisahan sehari sebelum rombongan kita berangkat ke Madinah,” ujar Pak Ehon, salah satu rombongan KBIHU Maulana Azhari kepada wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin di Makkah, Kamis (20/6/2024) atau 14 Dzulhijjah 1445.
Karena itu pula, pagi tadi pukul 06.33 WAS seluruh jamaah haji KBIHU Maulana Azhari mengadakan ta’klim di lantai PR hotel untuk bermuhasabah, musafahah sepulangnya dari Armudzna (Arafah, Mudzalifah, Mina), dan persiapan ziarah city tour thoif.
“Semoga Allah mudahkan kita, mohon hadir tepat waktu. Haji sehat walafiat mabrur berkah,” ujar Ustad Zaidun, pimpinan KBIHU Maulana Azhari.
Sementara itu, dalam pelaksanaan tawaf ifadah bagi para lansia, berisiko tinggi, dan punya penyakit lainnya, kemarin berlangsung dari pukul 10.00 sampai menjelang Maghrib. Selain karena padatnya jumlah jamaah di Masjidil Haram, juga karena ketiadaan bus transportasi dan sulitnya akses menuju Masjidil Haram. Hampir seluruh jalur ditutup oleh aparat kepolisian setempat.
Jika pun naik taksi, tarifnya sudah main getok, padahal tetap tidak sampai ke Masjidil Haram. Bayangin, tarif yang biasanya 20 Riyal (1 Riyal=Rp4.500) dari hotel Al Kiswah menuju Masjidil Haram, digetok paling murah 80 Riyal sampai 400 Riyal. Salah-salah kata, kita bisa diturinin di jalan.
Karenanya, Ramah Lansia yang jadi tema utama naik haji tahun ini, nyaris tak berlaku. Sebab, semua jamaah diharuskan berjalan kaki menuju Masjidil Haram. Dengan panas terik yang cukup menyengat, seluruh jamaah wajib berjalan kaki sekitar 1km menuju Masjidil Haram.
“Sudah gak sanggup, kaki nenek gak kuat jalan lagi,” kata Ibu Masti, berusia 82 tahun, yang nyaris tak mampu lagi berjalan kaki saking jauhnya jalan yang mesti ditempuh. Namun, akhirnya Ibu Masti sampai juga dengan berjalan kaki walau dijemput putranya dengan kursi roda saat tiba di hotel.
Menurut Ustad Zaidun, apapun yang kita alami, baik berat maupun kecil selama menjalankan ibadah haji, tetap harus dinikmati dan dijalani dengan ikhlas dan tulus.
“Sekali lagi saya katakan bahwa di sini, di mata Allah, kita semua sama. Tanggalkan semua atribut kita, tak ada kata pejabat, siapapun kita, kita semua tetap sama,” kata Ustad Zaidun dalam ta’lim yang diakhiri salam-salaman sesama jamaah karena sudah menjalankan rukun-rukun haji. (Bersambung)