LUMAYAN juga menunggu hampir lima jam saat keberangkatan menuju Arafah, Jumat (24/6/2024). Dari pagi semua yang ada di Hotel Kiswah Makkah sudah bersiap berangkat dari pukul 07.00 pagi, khususnya rombongan dari KBIHU Maulana Azhari dari Kayuringin Kota Bekasi.
Seperti dilaporkan wartawan tabloid harapan indah Zulkarnain Alfisyahrin dari Makkah, para calon jamaah haji tetap bersabar dan ikhlas menunggu untuk keberangkatan ke Arafah. Tak satupun yang mengeluh. Sambil berdoa, berzikir, dan mengaji, akhirnya bus baru tiba pukul 11.45 WAS. Setelah dicek satu persatu, bus pun bertolak menuju Arafah.
Perjalanan selama satu jam penuh, rombongan KBIHU Maulana Azhari yang masuk Kloter 29 pun tiba di tenda 59. Setelah pembagian tempat tidur kaum perempuan dan laki-laki, seluruh jamaah melakukan shalat jamak takdim untuk dzuhur dan ashar.
Semuanya berada di tenda Arafah yang benar-benar tidak membedakan kelas strata sosial. Tidak ada beda kelas si kaya dan si miskin, tua maupun muda, suku A maupun B, pejabat A dengan orang biasa. Apalagi di KBIHU Maulana Azhari banyak diikuti pejabat Pemkot Bekasi. Tapi di Arafah, semuanya jadi satu. Yang terlihat hanya jutaan lautan manusia berpakaian ihram putih-putih.
Jika pun tidur di tenda-tenda Arafah yang berkekuatan rata-rata 500 orang per tenda, menariknya kasur putih yang ditiduri berukuran 50cm x 2 m, persis ukuran tempat orang yang meninggal dunia. Ditambah lagi sebuah bantal putih dan selembar kain putih tipis berukuran 50 cm kali hampir setinggi orang dewasa untuk dijadikan selimut.
“Luar biasa Allah SWT…ini ukuran tempat tidur yang serba putih persis ukuran kita di alam kubur nanti,” ujar Hisyam, salah satu rombongan KBIHU Maulana Azhari yang berangkat bersama istri dan putranya, Yusuf yang jadi jamaah termuda dari Kota Bekasi.
Ya, wukuf di Padang Arafah adalah salah satu tahapan penting dalam rangkaian ibadah haji yang akan dilaksanakan 9 Zulhijah 1445 H, hari ini. Pada tahapan ini, jemaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di Padang Arafah untuk berdiam diri, berdzikir, beristighfar, bersholawat, dan berdoa sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu momen puncak dalam pelaksanaan ibadah haji yang sangat dinantikan oleh jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia. Sebagai salah satu rukun haji yang wajib dilakukan, wukuf di Arafah memiliki makna yang sangat mendalam dilakukan
Selain itu, dikarenakan wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji, bersama dengan ihram, tawaf ifadah, sa’i, cukur, dan tertib. Jika seorang jemaah haji meninggalkan salah satu dari rukun-rukun ini, maka hajinya dianggap tidak sah.
Dilansir dari laman Kemenag RI, wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang menjadi momen puncak dalam pelaksanaan ibadah haji. Pada saat wukuf, seluruh jamaah haji berkumpul di Padang Arafah pada waktu dan tempat yang sama, mengenakan pakaian ihram yang seragam berwarna putih. Hal ini menciptakan kesetaraan tanpa memandang status sosial, suku, atau warna kulit, semuanya berdiri di hadapan Allah SWT sebagai hamba yang sama.
Inti dari wukuf di Arafah adalah makrifat, yaitu pengetahuan dan penghayatan mendalam tentang penciptaan diri dan kebesaran Allah SWT. Jamaah haji diharapkan menyadari keterbatasan diri sebagai manusia, baik dalam usia, kekuatan fisik, maupun kemampuan berpikir, dan mengakui bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara menuju kehidupan akhirat yang kekal.
Dengan menjalani wukuf di Arafah, jamaah haji juga diharapkan mengalami transformasi positif dalam kehidupan spiritual dan sosial, menjadi pribadi yang lebih baik, patuh, dan taat kepada Allah SWT. (Bersambung)