ERUPSI Gunung Semeru yang terjadi 20 Desember 2021 masih menyisakan duka yang berkepanjangan. Selain masih belum siap seluruh Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun pemerintah, sarana air bersih terutama MCK (Mandi, Cuci, Kasus) belum seluruhnya dapat dinikmati para pengungsi terdampak erupsi tersebut.
Salah satu daerah yang cukup memrihatinkan adalah desa Supiturang. Jangankan huntara, fasilitas air bersihpun belum lagi tersedia. Para pengungsi harus berjalan cukup jauh untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dari keprihatinan tersebut, komunitas yang bernama 4WD Freaks (otomotif 4×4 wheel drive) bekerja sama dengan warga Cluster Aralia yang dikoordinir Hendy Prasetio selaku ketua RW 018 Kota Harapan Indah melakukan pengumpulan donasi untuk membantu pengungsi di daerah tersebut.
Adalah Reza Yudhiyanto selaku Team Leader Komunitas 4WD Freaks, dibantu Yohanes Risdianto selaku CO Leader menggalang dana untuk membantu pengungsi.
Maka pada 1 Januari 2022 berangkat beberapa orang dari Bekasi menuju wilayah tersebut untuk melakukan survei, apa yang sangat dibutuhkan pengungsi. Bantuan yang dilakukan komunitas 4WD Freaks dan warga Cluster Aralia disepakati untuk membangun MCK sebanyak dua unit, lengkap dengan pompa untuk air bersih, karena saluran PDAM dan jaringan listrik terputus.
Dengan tekad dan niat baik, terkumpullah sejumlah donasi dari Komunitas 4WD Freaks dan warga Cluster Aralia dan juga dari kantor tempat mereka bekerja.
Pada 16 Januari 2022 sekitar jam 12.00 dengan diiringi hujan yang lumayan deras, berangkatlah perwakilan dari warga Cluster Aralia dan ketua serta wakilnya, dimana sebelumnya prasasti Bakti Sosial (Baksos) ditanda tangani Hendy untuk dibawa menuju Desa Supiturang. Di sana bantuan akan diterima Kepala Desa Supiturang yakni Nurul Yakin Pribadi.Keberangkatan tim dilepas Hendy Prasetio, Tommi (Kepala Dusun/Kadus IV Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi), dan Budi Hartono (wakil ketua RW 018), serta beberapa warga.
Perkiraan perjalanan akan memakan waktu sekitar 15 jam. Komunitas 4WD Freaks Bekasi, Sentul, Sunter dan Bandung (Banjararta), serta Banjarbaru (Kalimantan Selatan) akan segera bergabung di lokasi tersebut.
Perjalanan ke lokasi bencana ternyata tidak semulus rencana. Dari lima mobil yang berangkat, satu mobil yang kebetulan dikendarai Reza selaku tim leader mengalami patah as. Alhasil perjalanan dilanjutkan menggunakan empat mobil.
Setibanya di lokasi pada malam hari, rombongan langsung menuju lokasi yang akan dibuat MCK, tepatnya di lokasi huntara yang dibuat Komunitas Riau Bersatu, yaitu komunitas pengemudi truk dari Riau.
Kondisi pengungsi yang memrihatinkan ditambah dengan minimnya MCK yang ada tentu saja disambut gembira Kepala Desa Supiturang, Nurul Yakin Pribadi.
Dua unit MCK yang ada sebelumnya sangat jauh dari kota cukup untuk pengungsi. Ada satu unit huntara yang dibangun Komunitas Riau Bersatu, itupun hanya bisa menampung sekitar tujuh Kepala Keluarga (sekitar 25 orang) dimana seorang ibu pengungsi baru melahirkan. Bisa dibayangkan suasana memprihatinkan tersebut, karena jarak MCK sebelumnya lumayan jauh, sehingga pengungsi menggunakan sarana MCK berkeliling, dari satu lokasi ke lokasi lain, seperti MCK Balai Desa, Pesantren dan lainnya.
Setelah berkoordinasi dengan pihak terkait di lokasi, dan serah terima bantuan sudah dilakukan, akhirnya rombongan kembali ke Bekasi tanggal 23 Januari dan tiba dengan selamat pada esok harinya.
“Semoga bantuan yang kita berikan dapat membawa manfaat bagi para pengungsi, walaupun masih jauh dari kata cukup. Dan mudah-mudahan ke depannya kami bisa membangun Tempat Pendidikan Al_Qur’an di sana, karena warga sangat membutuhkan, ” tutup Reza. (Rini).